Liputan6.com, Jakarta – Jakarta International Stadium (JIS) menghadapi tantangan terkait standar lapangannya, dengan rumput yang belum sepenuhnya memenuhi kriteria FIFA. Meskipun menggunakan jenis rumput hibrida yang populer di kalangan klub-klub top Eropa, JIS masih perlu penyesuaian untuk mencapai standar rumput sintetis FIFA.
Permasalahan ini muncul karena media tanam yang terlalu dangkal, menyebabkan akar rumput tidak dapat tumbuh optimal dan mengalami kekurangan air serta sinar matahari.
Rumput sintetis standar FIFA semakin menarik untuk diketahui karena menawarkan solusi atas berbagai kendala yang sering dihadapi lapangan rumput alami. Ketahanan terhadap berbagai kondisi cuaca dan kemampuannya menahan penggunaan intensif menjadikan rumput sintetis pilihan yang semakin populer di dunia sepak bola profesional.
FIFA sendiri telah menyetujui penggunaan rumput sintetis untuk pertandingan internasional sejak tahun 2004, dengan syarat memenuhi standar FIFA Quality Concept for Football Turf.
Rumput sintetis standar FIFA terdiri dari sistem rumput buatan generasi ketiga (3G) yang dilengkapi dengan material pengisi seperti butiran SBR dan pasir silika. Beberapa sistem bahkan menambahkan unit penyerap guncangan untuk meningkatkan kenyamanan dan keamanan pemain.
FIFA menetapkan dua standar utama “FIFA QUALITY” untuk lapangan sepak bola rekreasi dan amatir, serta “FIFA QUALITY PRO” yang memenuhi standar keamanan dan performa profesional. Berikut Liputan6.com ulas lebih lengkap penjelasannya, Jumat (26/7/2024).
Rumput Sintetis Standar FIFA
Rumput sintetis standar FIFA merupakan inovasi teknologi yang telah mengubah wajah sepak bola modern. Melansir dari Like Sport, FIFA menyetujui penggunaan rumput sintetis untuk pertandingan internasional pada Februari 2004 melalui keputusan International Football Association Board (IFAB).
Persetujuan ini diberikan dengan syarat bahwa rumput sintetis harus memenuhi standar FIFA Quality Concept for Football Turf. Keputusan ini membuka jalan bagi pengembangan dan penggunaan rumput sintetis di berbagai level kompetisi sepak bola.
Standar rumput sintetis FIFA dibagi menjadi dua kategori utama, yaitu “FIFA QUALITY” dan “FIFA QUALITY PRO.” “FIFA QUALITY” ditujukan untuk lapangan sepak bola rekreasi, komunitas, dan amatir, dengan kemampuan menahan 40-60 jam permainan per minggu.
Sementara itu, “FIFA QUALITY PRO” memenuhi standar keamanan dan performa profesional, dirancang untuk 20 jam permainan per minggu. Kedua standar ini memastikan bahwa rumput sintetis yang digunakan memenuhi kriteria keamanan dan performa yang ditetapkan FIFA.
Komponen Utamanya
Rumput sintetis standar FIFA menggunakan teknologi generasi ketiga (3G) yang terdiri dari rumput buatan dan material pengisi. Melansir dari Like Sport, komponen utama rumput sintetis ini meliputi “artificial grass and infill materials like SBR granules and silica sand”.
Beberapa sistem rumput sintetis juga dilengkapi dengan unit penyerap guncangan atau shock pads untuk meningkatkan kenyamanan dan keamanan pemain. Kombinasi ini menciptakan permukaan bermain yang mendekati karakteristik rumput alami namun dengan daya tahan yang lebih baik.
FIFA telah mengembangkan sistem lisensi untuk memastikan kualitas rumput sintetis yang digunakan di lapangan sepak bola. Melansir dari Like Sport, pada tahun 2009 FIFA mengumumkan “FIFA Preferred Manufacturers” untuk memproduksi dan memasang rumput sintetis.
Meskipun demikian, semua produsen rumput yang memenuhi International Match Standards dapat memenuhi standar FIFA Quality. Sistem lisensi ini membantu menjaga konsistensi kualitas rumput sintetis yang digunakan di berbagai stadion di seluruh dunia.
Keunggulannya
Penggunaan rumput sintetis standar FIFA memiliki berbagai keunggulan dibandingkan rumput alami. Melansir dari Like Sport, “Football turf is the best alternative to natural grass because of its benefits such as resistance to various weather conditions and ability to withstand more intense use.”
Ketahanan terhadap berbagai kondisi cuaca dan kemampuan menahan penggunaan yang lebih intens menjadikan rumput sintetis pilihan ideal untuk banyak stadion, terutama di daerah dengan cuaca ekstrem atau stadion yang digunakan secara intensif. Hal ini memungkinkan lebih banyak pertandingan dapat digelar tanpa mengorbankan kualitas permukaan bermain.
1. Kualitas Pantulan Bola (Ball Rebound)
Rumput sintetis standar FIFA harus memiliki karakteristik pantulan bola yang mendekati rumput alami. Melansir dari Like Sport, FIFA melakukan tes “Ball rebound” untuk memastikan kualitas ini.
Standar ini penting untuk memastikan permainan yang alami dan adil, di mana perilaku bola saat memantul mirip dengan lapangan rumput asli. Hal ini memungkinkan pemain untuk mengantisipasi dan mengontrol bola dengan lebih baik, menjaga kualitas permainan tetap tinggi.
2. Guliran Bola (Ball Roll)
Tes “Ball Roll” merupakan salah satu standar penting dalam rumput sintetis FIFA. Tes ini mengukur seberapa jauh dan cepat bola bergulir di permukaan rumput sintetis. Standar ini crucial untuk memastikan bahwa kecepatan permainan tetap terjaga dan tidak terlalu berbeda dari lapangan rumput alami. Guliran bola yang sesuai memungkinkan passing dan pergerakan bola yang akurat, mendukung gaya permainan yang dinamis.
3. Penyerapan Guncangan (Shock Absorption)
Rumput sintetis standar FIFA harus memiliki kemampuan menyerap guncangan yang baik. FIFA melakukan tes “Shock Absorption” untuk mengukur hal ini. Standar ini sangat penting untuk keamanan pemain, mengurangi risiko cedera akibat benturan dengan permukaan lapangan.
Penyerapan guncangan yang baik juga membantu mengurangi kelelahan pemain, memungkinkan mereka bermain lebih lama dengan tingkat kenyamanan yang tinggi.
4. Rotasi (Rotational Resistance)
Tes “Rotational Resistance” mengukur seberapa baik rumput sintetis memberikan cengkeraman saat pemain melakukan gerakan memutar. Standar ini penting untuk mencegah cedera dan memungkinkan pemain melakukan manuver cepat dengan aman.
Resistensi rotasi yang tepat memastikan bahwa pemain dapat mengubah arah dengan cepat tanpa risiko tergelincir atau cedera ligamen, sekaligus memungkinkan pergerakan yang natural dan efisien.
5. Ketahanan terhadap Cuaca (Artificial Weathering)
Rumput sintetis standar FIFA harus tahan terhadap berbagai kondisi cuaca. FIFA melakukan tes “Artificial Weathering” untuk memastikan hal ini. Standar ini penting mengingat lapangan sepak bola sering terpapar berbagai kondisi cuaca ekstrem.
Ketahanan terhadap cuaca memastikan bahwa kualitas permukaan bermain tetap konsisten sepanjang waktu, mengurangi biaya pemeliharaan dan memungkinkan penggunaan lapangan yang lebih intensif tanpa degradasi kualitas.